

Dengan kebaikanmu, dapat membantu meringankan beban Sakban dan memberikan senyuman baru dalam hidupnya.
Di sudut kecil Desa Pantee Bayam, Kec. Madat, Kab. Aceh Timur, Aceh hidup seorang pejuang muda bernama Abdu Sakban, atau akrab disapa Sakban. Di usia 23 tahun, ia menantang dunia dengan segala keterbatasannya. Sakban adalah pengidap Pfeiffer Syndrome, sebuah kelainan genetik langka yang hanya diderita oleh 1 dari 100.000 orang di dunia.
Sayur-sayur! Sayuuur!, suara parau khasnya, setiap pagi ia berkeliling desa menawarkan sayur.
Inilah suara semangat seorang yatim piatu yang terus berjuang, meski tubuhnya rapuh dan kondisinya sering menjadi sasaran stigma masyarakat.
Sakban, Yatim sejak usia 5 tahun, tak pernah merasakan hangatnya pelukan seorang ayah. Ia kerap mencurahkan rindunya di makam sang ibu, yang juga meninggal karena penyakit yang sama.
Dengan penghasilan hanya Rp10.000-15.000 sehari dari menjual sayur, Sakban berusaha membantu bibinya mencukupi kebutuhan keluarga dan menyisihkan sedikit untuk modal dagang. Meski kondisi tubuhnya lemah, ia tetap berjuang, bahkan rela tidur di pinggir jalan saat kelelahan.
Namun, tak hanya itu. Sakban juga harus melawan rasa sakit akibat penyakit kulit eksim yang sering membuatnya terluka. Mimpinya sederhana tetapi mendalam, Aku ingin menjadi tahfidz Al-Qur'an dan membahagiakan orang tuaku di akhirat.
Mari Ulurkan Tanganmu untuk Sakban!
Dengan kebaikan #Temananak, Anda telah membantu meringankan beban Sakban dan memberikan senyuman baru dalam hidupnya.
Klik tombol Donasi Sekarang dan jadilah alasan bagi Sakban untuk tetap semangat menaklukkan hari esok!
Mari bersama-sama, kita tunjukkan bahwa ia tidak berjuang sendirian.
Tidak hanya berdonasi, teman-teman juga bisa membantu dengan cara menyebarkan halaman galang dana ini ke orang-orang terdekat agar semakin banyak orang yang ikut membantu.
-----------------------------------------
Disclaimer:
Bila hasil donasi melebihi target, akan disalurkan kepada penerima manfaat lainnya dengan campaign serupa.