Mari kita bersama-sama meringankan perjuangan Abah Endang Demi Keluarga
Jawa Barat
Sampai dengan Tanpa Batas Waktu
Abah sering nggak dapat apa-apa, Dek. Kemarin aja cuma laku Rp2.000, terus dagangan tumpah karena gerobaknya udah reyot. Modal habis, untung pun nggak ada, kata Abah Endang sambil menahan sedih.
Abah Endang, seorang kakek berusia 75 tahun, setiap hari berkeliling menjajakan es cincau dari kampung ke kampung demi memenuhi kebutuhan keluarga. Meski usianya sudah sepuh, Abah tetap menjadi tulang punggung keluarga, termasuk mengurus istri dan mertua yang tinggal bersamanya.
Penghasilan Abah tidak menentu. Jika cuaca bagus, ia bisa mendapat sekitar Rp50.000, namun kadang hanya Rp20.000 karena Abah tak tega mematok harga tinggi. Anak-anak kecil yang hanya membawa Rp500 pun dilayaninya dengan ikhlas. Saat musim hujan tiba, pendapatan Abah semakin berkurang, bahkan terkadang ia tidak bisa berjualan dan harus berhutang untuk membeli beras.
Sering kali, Abah hanya makan nasi dengan garam. Tapi dalam segala keterbatasannya, Abah tetap menyisihkan sebagian kecil dari rejekinya untuk masjid yang ia lewati, sebuah bentuk keikhlasan yang luar biasa. Berapa pun rejeki yang ada, Abah syukuri, katanya penuh kesederhanaan.
Abah memiliki empat anak yang semuanya telah menikah. Namun, pekerjaan mereka yang tidak tetap membuat mereka belum mampu membantu Abah secara finansial.
Mari kita bersama-sama meringankan perjuangan Abah Endang. Dengan sedikit bantuan dari kita, Abah bisa mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Berikut langkah untuk berdonasi:
InsyaAllah, setiap donasi yang Anda berikan menjadi amal jariyah yang membawa keberkahan hingga akhirat kelak. Mari kita menjadi jalan rejeki bagi Abah Endang dan keluarganya. Aamiin. 🙏
